Sebelumnya akan saya jelaskan mengenai bentuk Iblis yang sebenarnya
sangat berbeda dengan Jin. Bentuknya memang miirp Jin akan tetapi Allah
memberikan kutukan kepadanya dan kepada keturunannya dengan rupa yang
buruk, sekalipun dia bisa menjelma dalam bentuk apa saja. Dia mempunyai
ekor sangat pendek, sekitar 4-6 cm atau lebih sedikit. Namun hanya Iblis
dan anak cucu setannya saja yang memiliki ekor seperti itu.
Sepertinya, mereka itu makhluk-makhluk istimewa. Sedangkan Jin, sama
sekali tidak punya ekor seperti yang biasa digambarkan manusia. Ekor
setan tidaklah sepanjang ekor kucing atau binatang lainnya, sebagaimana
yang selama ini digambarkan oleh manusia. Dibandingkan dengan tinggi
manusia, tingginya sekitar satu lengan. Sekitar 140 hingga 160 cm. Akan
tetapi dia bisa menjelmakan dirinya dalam bentuk yang lebih tinggi dan
besar, sampai sepuluh meter.
Iblis memiliki rumah atau istana. Istananya sangat besar sekali, dengan jutaan pelayan, pengawal, dan Setan. Disamping istana lain dibanyak tempat. Demikian pula halnya dengan para penguasanya yang di tempatkan di berbagai kantor pemerintahannya itu. Dia juga mempunyai singgasana yang berada diatas air, tepatnya di lautan.
Dalam sebuah riwayat tentang para pengikut Dzu Al-Qarnain, yang diduga adalah seorang Macedonia dan bukan seperti dalam Al-Qur’an. Bahwa sekali waktu dalam perjalanan mereka, mereka sampai di suatu tempat yang banyak airnya dan tampaklah suatu pulau dikejauhan. Mereka melihat suatu umat yang berkepala anjing. Taringnya keluar dari mulut mereka, persis nyala api. Para pengikut Dzu Al-Qarnain segera keluar dan menyerang mereka. Di kejauhan mereka melihat sinar yang sangat terang dan ternyata itu adalah sebuah istana yang terbuat dari kristal. Dzu Al-Qarnain bermaksud menaklukkan mereka dan masuk ke dalam istana. Akan tetapi Bahram, sang filosof melarangnya dan memberitahu bahwa siapa saja yang masuk ke dalam istana itu pasti akan tertidur didalamnya, tidak akan bisa keluar lagi, serta ditawan oleh orang yang ada didalam istana itu. Beberapa orang pernah masuk ke dalam istana yang isinya tidak diketahui siapapun. Mereka lalu tertidur, tanpa pernah bangun lagi.
Iblis memiliki banyak istana. Dia pindah dari satu istana ke istana yang lain untuk mengatur kerajaannya. Anak perempuannya yang paling besar juga mempunyai istana dan pengawal. Sedangkan anak yang laki-laki memiliki istana yang sangat besar, seperti yang dimiliki oleh para pejabat pemerintahannya. Dari sanalah mereka mengendalikan seluruh aktivitas penyesatan mereka terhadap umat manusia, dalam rangka merealisasikan cita-cita Iblis yang mereka anggap sebagai Tuhan mereka. Iblis memiliki markas besar di kedalaman samudra, seperti yang diisyaratkan Allah dalam firman-Nya yang berbunyi, “Dua lautan mengalir dan kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing(QS. Ar-Rahman: 20-21).
Itulah sebabnya markas besarnya itu terletak di Segitiga Bermuda. Bukankah pasukan Iblis dan penjelmaannya dalam bentuk manusia, serta tokohnya. Baik dikalangan manusia dan Jin adalah pihak yang bertanggung jawab terhadap hilangnya pesawat dan kapal laut yang memasuki wilayah Segitiga Bermuda, khususnya ketika para pilot dan nakhodanya adalah orang non muslim yang tidak mempunyai benteng dalam menghadapi serangan setan. Kalaupun mereka selamat, itu sangat langka dan hanyamerupakan pengecualian. Bukankah Setan acap kali berpura-pura menjadi orang yang selamat itu sekedar untuk membuat manusia lengah dari ancaman mereka. Sampai sampai ada diantara mereka menganggap bahwa kapal atau pesawat mereka tersedot angin puting beliung.
Sebenarnya peristiwa yang menimpa ekspedisi ke-19, berikut ekspedisi selanjutnya yang telah membongkar adanya Segitiga Bermuda, bukanlah ekspedisi yang pertama kali mengalami nasib malang di tempat misterius itu. Memang masalah ini sudah terjadi sejak lama sekali, sampai-sampai para nelayan takut memasuki wilayah tersebut. Yang sangat ditakutkan adalah bahwa orang yang meneliti tempat itu akan mereka tangkap, manakala dia berani memasuki wilayah tersebut tanpa izin.
Kadang-kadang izin tersebut bisa diperoleh dengan membakar kemenyan. Sebagian dari mereka melakukan jual-beli dengan Iblis dan mengatakan, “Kami berlindung kepada penguasa tempat ini dari segala mara-bahaya.” Persis yang dilakukan orang Jahiliyah saat mereka akan melalui padang pasir dan tempat yang tidak dihuni manusia atau kapal/pesawat, ketika melalui wilayah itu membawa ahli sihir yang mempunyai perjanjian dengan Setan. Kalau tidak demikian, maka kemungkinan besar pesawat dan kapal tersebut berikut para penumpangnya akan mereka tangkap. Kadang-kadang mereka cukup menangkap para penumpangnya saja untuk mereka jadikan bahan penelitian di kerajaan Iblis atau untuk dijadikan korban kepada Iblis yang memang sangat gembira melihat kematian manusia, khususnya kalau diakhir hidup mereka tidak berada dalam Islam atau agama Muhammad SAW. Pengorbanan itu, lazimnya dilaksanakan di hari besar Iblis. Sedangkan kapal dan pesawat yang dirampas itu ditempatkan di tempat tertentu, ditutup dengan sinar tertentu, atau dikelilingi dengan ribuan setan. Persis sihir yang membawa seorang prajurit yang tiba-tiba melemparkannya didepan anda dan anda tidak bisa melihatnya sebelum mereka meniggalkan tempat itu.
Iblis memiliki rumah atau istana. Istananya sangat besar sekali, dengan jutaan pelayan, pengawal, dan Setan. Disamping istana lain dibanyak tempat. Demikian pula halnya dengan para penguasanya yang di tempatkan di berbagai kantor pemerintahannya itu. Dia juga mempunyai singgasana yang berada diatas air, tepatnya di lautan.
Dalam sebuah riwayat tentang para pengikut Dzu Al-Qarnain, yang diduga adalah seorang Macedonia dan bukan seperti dalam Al-Qur’an. Bahwa sekali waktu dalam perjalanan mereka, mereka sampai di suatu tempat yang banyak airnya dan tampaklah suatu pulau dikejauhan. Mereka melihat suatu umat yang berkepala anjing. Taringnya keluar dari mulut mereka, persis nyala api. Para pengikut Dzu Al-Qarnain segera keluar dan menyerang mereka. Di kejauhan mereka melihat sinar yang sangat terang dan ternyata itu adalah sebuah istana yang terbuat dari kristal. Dzu Al-Qarnain bermaksud menaklukkan mereka dan masuk ke dalam istana. Akan tetapi Bahram, sang filosof melarangnya dan memberitahu bahwa siapa saja yang masuk ke dalam istana itu pasti akan tertidur didalamnya, tidak akan bisa keluar lagi, serta ditawan oleh orang yang ada didalam istana itu. Beberapa orang pernah masuk ke dalam istana yang isinya tidak diketahui siapapun. Mereka lalu tertidur, tanpa pernah bangun lagi.
Iblis memiliki banyak istana. Dia pindah dari satu istana ke istana yang lain untuk mengatur kerajaannya. Anak perempuannya yang paling besar juga mempunyai istana dan pengawal. Sedangkan anak yang laki-laki memiliki istana yang sangat besar, seperti yang dimiliki oleh para pejabat pemerintahannya. Dari sanalah mereka mengendalikan seluruh aktivitas penyesatan mereka terhadap umat manusia, dalam rangka merealisasikan cita-cita Iblis yang mereka anggap sebagai Tuhan mereka. Iblis memiliki markas besar di kedalaman samudra, seperti yang diisyaratkan Allah dalam firman-Nya yang berbunyi, “Dua lautan mengalir dan kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing(QS. Ar-Rahman: 20-21).
Itulah sebabnya markas besarnya itu terletak di Segitiga Bermuda. Bukankah pasukan Iblis dan penjelmaannya dalam bentuk manusia, serta tokohnya. Baik dikalangan manusia dan Jin adalah pihak yang bertanggung jawab terhadap hilangnya pesawat dan kapal laut yang memasuki wilayah Segitiga Bermuda, khususnya ketika para pilot dan nakhodanya adalah orang non muslim yang tidak mempunyai benteng dalam menghadapi serangan setan. Kalaupun mereka selamat, itu sangat langka dan hanyamerupakan pengecualian. Bukankah Setan acap kali berpura-pura menjadi orang yang selamat itu sekedar untuk membuat manusia lengah dari ancaman mereka. Sampai sampai ada diantara mereka menganggap bahwa kapal atau pesawat mereka tersedot angin puting beliung.
Sebenarnya peristiwa yang menimpa ekspedisi ke-19, berikut ekspedisi selanjutnya yang telah membongkar adanya Segitiga Bermuda, bukanlah ekspedisi yang pertama kali mengalami nasib malang di tempat misterius itu. Memang masalah ini sudah terjadi sejak lama sekali, sampai-sampai para nelayan takut memasuki wilayah tersebut. Yang sangat ditakutkan adalah bahwa orang yang meneliti tempat itu akan mereka tangkap, manakala dia berani memasuki wilayah tersebut tanpa izin.
Kadang-kadang izin tersebut bisa diperoleh dengan membakar kemenyan. Sebagian dari mereka melakukan jual-beli dengan Iblis dan mengatakan, “Kami berlindung kepada penguasa tempat ini dari segala mara-bahaya.” Persis yang dilakukan orang Jahiliyah saat mereka akan melalui padang pasir dan tempat yang tidak dihuni manusia atau kapal/pesawat, ketika melalui wilayah itu membawa ahli sihir yang mempunyai perjanjian dengan Setan. Kalau tidak demikian, maka kemungkinan besar pesawat dan kapal tersebut berikut para penumpangnya akan mereka tangkap. Kadang-kadang mereka cukup menangkap para penumpangnya saja untuk mereka jadikan bahan penelitian di kerajaan Iblis atau untuk dijadikan korban kepada Iblis yang memang sangat gembira melihat kematian manusia, khususnya kalau diakhir hidup mereka tidak berada dalam Islam atau agama Muhammad SAW. Pengorbanan itu, lazimnya dilaksanakan di hari besar Iblis. Sedangkan kapal dan pesawat yang dirampas itu ditempatkan di tempat tertentu, ditutup dengan sinar tertentu, atau dikelilingi dengan ribuan setan. Persis sihir yang membawa seorang prajurit yang tiba-tiba melemparkannya didepan anda dan anda tidak bisa melihatnya sebelum mereka meniggalkan tempat itu.
0 komentar:
Posting Komentar